Di Kalimantan Barat seperti kota Pontianak dan sekitarnya, dulu sempat dikenal karena keunikan makanan yang muncul setiap Idul Fitri tiba. Ketupat lemak, demikian orang menyebutnya. Tapi sayang, konon penganan ini sudah sangat jarang dan tak banyak lagi yang mengenalnya.
Ilustrasi / lapar.com
Ketupat pada umumnya terbuat dari beras. Sementara ketupa lemak memakai bahan ketan. Karena menggunakan ketan, maka pada proses pembuatannya juga memakai kelapa sebagai santan untuk penambah gurih. Tak lupa ditambahkan daun pandan agar aromanya semakin menggiurkan.
Perbedaan lainnya, bila pada ketupat pada umumnya kita tidak boleh mengisi penuh beras ke dalam selongsong ketupat (saat dimasak, beras akan mengembang), sementara pada ketupat lemak justru ketan harus diisi penuh.
Kabarnya, makanan ini sekarang tinggal nama. Salah seorang anak Daeng Mansyur - perancang dan pembuat jembatan gantung di Sanggau pada 1938, menceritakan nostalgianya akan ketupat lemak.
Perbedaan lainnya, bila pada ketupat pada umumnya kita tidak boleh mengisi penuh beras ke dalam selongsong ketupat (saat dimasak, beras akan mengembang), sementara pada ketupat lemak justru ketan harus diisi penuh.
Kabarnya, makanan ini sekarang tinggal nama. Salah seorang anak Daeng Mansyur - perancang dan pembuat jembatan gantung di Sanggau pada 1938, menceritakan nostalgianya akan ketupat lemak.
warisanindonesia.com
Seperti dikutip dari Warisan Indonesia, Nazariyah, usianya sudah di atas 65 tahun, sempat menikmati kejayaan ketupat lemak sekitar akhir tahun 1950-an. Sebagian besar warga, kala itu kerap membuat ketupat lemak menjelang lebaran.
"Ketupat lemak salah satu makanan kesukaan saya saat lebaran. Rasanya sedikit asin dan berlemak. Namun, saat ini sulit untuk mendapatkannya," tambah Nurul, putri Nazariyah.
Terkadang, perubahan budaya biasa terjadi dalam tatanan masyarakat. Tapi alangkah sayangnya, bila perubahan itu memusnahkan sesuatu yang khas dari budaya asli. Semoga, masih ada orang di Kalimantan yang mau kembali melestarikan ketupat lemak.
Mungkin kamu mau ikut berbagi cerita soal ketupat lemak atau penganan khas dari daerahmu menjelang lebaran?
"Ketupat lemak salah satu makanan kesukaan saya saat lebaran. Rasanya sedikit asin dan berlemak. Namun, saat ini sulit untuk mendapatkannya," tambah Nurul, putri Nazariyah.
Terkadang, perubahan budaya biasa terjadi dalam tatanan masyarakat. Tapi alangkah sayangnya, bila perubahan itu memusnahkan sesuatu yang khas dari budaya asli. Semoga, masih ada orang di Kalimantan yang mau kembali melestarikan ketupat lemak.
Mungkin kamu mau ikut berbagi cerita soal ketupat lemak atau penganan khas dari daerahmu menjelang lebaran?
Sumber:
warisanindonesia
warisanindonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar